Selasa, 19 Januari 2010

TEORI BELAJAR CLARK L HULL

A.Riwayat Clark L Hull
Leonard Clark Hull dilahirkan di Akron, New York pada 24 Mei 1884. Ia dibesarkan di Michigan, dan mendiami satu kelas selama bertahun-tahun. Hull mempunyai masalah kesehatan di mata. Orang tuanya miskin, dan Hull pernah menderita polio. Pendidikan yang ditempuhnya beberapa kali terputus karena sakit dan masalah keuangan. Tetapi setelah lulus, dia memenuhi syarat sebagai guru dan menghabiskan banyak waktunya untuk mengajar di sekolah negeri yang kecil di Sickle, Michigan. Setelah memperoleh bachelor dan gelar master di Universitas Michigan, ia beralih ke psikologi, dan menerima Ph.D. psikologi di tahun 1918 dari University of Wisconsin, dimana dia tinggal selama sepuluh tahun sebagai instruktur. Penelitian doktornya pada "Aspek kuantitatif dari Evolution of Concepts" telah diterbitkan dalam Psychological Monographs. Selama waktu itu, Hull mempelajari efek dari merokok tembakau pada kinerja, yang kemudian dibahasnya pada beberapa literatur yang disertai dengan pengujian, selanjutnya mulai penelitian tentang saran dan hipnose. Pada 1929, Clark Hull melanjutkan penelitiannya di Yale University dan mulai serius terhadap perkembangan teori perilakunya. Sampai akhir karirnya, Hull dan mahasiswa didominasi behavioristik psikologi. Clark Hull meninggal pada 10 Mei 1952, di New Haven, Connecticut.
Hull adalah seorang tokoh teori belajar behavioristik. Hull tertarik dengan teori belajar yang membuat dia menghasilkan beberapa buku yang berhubungan dengan teori belajar, antara lain Mathematico_Deductive Theory of Role Learning yang ditulis bersama-sama dengan Hovland, Perkins, dan Fitch. Hull juga menulis Principles of Behavior dan Essentials of Behavior. Buku terakhir yang ditulisnya adalah A Behavior System. Selain menulis buku Hull juga menulis sejumlah artikel bagi majalah-majalah profesional.

B.Konsep dan Teori
Clark L. Hull mendasarkan teori belajarnya pada tingkah laku yang diselidiki dengan hubungan perkuatan S-R. Metode yang digunakan merupakan metode matematika, deduktif, dan dapat dites atau diuji. Teori dari Hull sebenarnya tidak jauh beda dengan teori belajar lainnya. Beberapa persamaan teori belajar Hull dengan teori belajar sebelumnya adalah sebagai berikut:
1.Berdasarkan asosiasi S-R
2.Berdasarkan cara melangsungkan hidup.
3.Berdasarkan kebutuhan biologis dan pemenuhannya.
4.Orientasinya kepada teori Pavlov.
Hull juga mengembangkan beberapa definisi, antara lain:
1.Kebutuhan (Need)
Kebutuhan merupakan keadaan organisme yang menyimpang dari kondisi biologis optimum pada umumnya yang digunakan untuk melangsungkan hidupnya. Jika kebutuhan tersebut timbul maka organisme akan bertindak untuk memenuhi kebutuhannya, hal tersebut dinamakan mereduksi kebutuhan dan teori belajarnya disebut teori reduksi kebutuhan atau need reduction theory.
2.Dorongan (Drive)
Kondisi kekosongan ganda organisme sehingga mendorong untuk melakukan sesuatu. Istilah lain dari dorongan adalah motiv. Adakalanya seseorang merasa ingin melakukan sesuatu namun orang tersebut tidak memiliki dorongan untuk melakukannya.
3.Perkuatan (Reinforcement)
Sesuatu yang dapat memperkuat hubungan S-R, dan respon terhadap stimulus tersebut dapat mengurangi ketegangan kebutuhan. Perkuatan biasanya berupa hadiah.
Kebutuhan yang timbul akan menyebabkan terbentuknya suatu perilaku yang akan mereduksi kebutuhan secara berangsur-angsur yang dapat dipelajari responnya. Stimulus yang dapat menimbulkan respon adalah stimulus yang mengenai saraf sensoris atau reseptor kemudian menimbulkan impuls yang masuk afferent, yaitu saraf gerak dan dapat mengaktifkan otot-otot maskuler.
S dengan huruf besar merupakan stimulus dan obyeknya. S dengan huruf kecil merupakan stimulus dalam organisme, stimulus yang sudah berupa impuls. Impuls merupakan perangsang atau stimulus yang sudah ada dan bekerja dalam saraf. Dalam teori kali ini yang akan kita pakai s dengan huruf besar.
Hull membedakan tendensi untuk timbulnya R dan r. R untuk respon yang nampak, faktual, dan r adalah predisposisi respon yang masih dalam aktivitas saraf. r merupakan respon yang masih ada didalam organisme, jadi tidak nampak, tapi mempengaruhi tingkah laku. Hull mengganti S-R menjadi SHR, dimana H merupakan habit.
Hull membedakan antara learning dengan performance. Tindakan dipengaruhi oleh banyak hal, tetapi belajar hanya dipengaruhi oleh faktor jumlah waktu, respon khusus terjadi karena kontinu dengan perkuatan. Menurut Hull tingkah laku bersumber pada kebutuhan yang merupakan tuntutan hidup.
C.Postulat yang Diajukan Oleh Hull
Hull mengajukan enam belas postulat dalam cakupan enam hal yakni sebagia berikut:
1.Tanda-tanda luar yang mendorong atau membimbing tingkah laku dan representasi neuralnya atau saraf.
Postulat 1: Impuls saraf afferent dan bekas lanjutannya.
Jika suatu perangsang mengenai reseptor, maka timbullah impuls saraf afferent dengan cepat mencapai puncak intensitasnya dan kemudian berkurang secara berangsur-angsur. Sesaat saraf afferent berisi impuls dan diteruskan kepada saraf sentral dala beberapa detik dan seterusnya timbul respon. S-R diubah menjadi S-s-R atau S-s-r-R. Simbol s adalah impuls atau stimulus trace dalam saraf sensoris, dan simbol r adalah impuls respon yang masih dalam saraf fferent.
Postulat 2: Interaksi saraf afferent
Impuls dalam suatu saraf afferent dapat diteruskan ke satu atau lebih saraf afferent lainnya. R timbul tidak hanya karena satu stimulus, tetapi lebih dari satu S yang lalu terjadi kombinasi berbagai stimulus. Rumusnya akan berubah menjadi S-r-R.
2.Respon terhadap kebutuhan, hadiah dan kekuatan kebiasaan.
Postulat 3: Respon-respon bawaan terhadap kebutuhan (tingkah laku yang tidak dipelajari)
Sejak lahir organisme mempunyai hierarki respon penentu kebutuhannya yang timbul karena ada rangsangan-rangsangandan dorongan. Respon terhadap kebutuhan tertentu bukan merupakan respon pilihan secara random, tetapi respon yang memang ditentukan oleh kebutuhannya, misalnya mata kena debu maka mata berkedip dan keluar air mata.
Postulat 4: Hadiah dan kekuatan kebiasaan; kontiguitas dan Reduksi Dorongan sebagai kondisi-kondisi untuk belajar.
Kekuatan kebiasaan akan bertambah jika kegiatan-kegiatan reseptor dan efektor terjadi dalam persamaan waktu yang menyebabkan hubungan kontiguitif dengan hadiah pertama dan hadiah kedua. Simbol kekuatan kebiasaan adalah sHs.
3.Stimulus pengganti (ekuaivalen)
Postulat 5: Generalisasi (penyamarataan)
Kekuatan kebiasaan yang efektif timbul karena stimulus lain daripada stimulus pertama yang menjadi persyaratan bergantung kepada penindakan stimulus kedua dari yang pertama dalam kesatuan yang terus menerus dari ambang perbedaan, dengan kata lain yang ingin dibentuk merupakan hasil rata-rata persyaratan stimulus berikutnya.
4.Dorongan-dorongan sebagai akitivator respon.
Postulat 6: Stimulus dorongan
Hubungan dengan tiap-tiap dorongan adalah stimulus dorongan karakteristik yang intensitasnya meningkat dengan kekuatan dorongan.
Postulat 7: Potensi reaksi yang ditimbulkan oleh dorongan .
Kekuatan kebiasaan disintesiskan kedalam potensi reaksi dengan dorongan-dorongan primer yang timbul pada saat tertentu.
5.Faktor-faktor yang melawan respon-respon
Postulat 8: Pengekangan reaksi
Timbulnya suatu reaksi menyebabkan pengekangan reaksi yang lain. Suatu kejemuan untuk mengulangi respon. Pengekangan reaksi adalah penghamburan waktu yang spontan.
Postulat 9: Pengekangan yang dikondisikan (diisyaratkan)
Stimuli yang dihubungkan dengan penghentian respon menjadi pengekangan yang dikondisikan.
Postulat 10: Osilasi pengekangan
Potensial pengekangan dihubungkan dengan potensial reaksi yang bergoyang terus menerus pada waktu itu.
6.Bangkitnya respon.
Postulat 11: Reaksi ambang perangsang
Potensi reaksi efektif yang momentum harus melampaui reaksi ambang perangsang sebelum stimulus membangkitkan reaksi.
Postulat 12: Kemungkinan reaksi diatas ambang perangsang.
Kemungkinan respon adalah fungsi normal dari potensi reaksi efektif melampaui reaksi ambang perangsang.
Postulat 13: Latensi (keadaan diam atau berhenti)
Makin potensi reaksi efektif melampaui reaksi ambang perangsang makin pendek latensi respon, artinya respon makin cepat timbul.
Postulat 14: Hambatan berhenti (ekstingsi)
Makin besar potensi reaksi efektif, makin besar respon yang timbul tanpa perkuatan, sebelum berhenti atau ekstingsi.
Postulat 15: Amplitudo respon (besarnya respon)
Besarnya dorongan dilantari atau disebabkan oleh peningkatan kekuatan potensi efektif reaksi dalam sistem saraf otonom.
Postulat 16: Respon-respon yang bertentangan
Jika potensi-potensi reaksi kepada dua atau lebih respon-respon yang bertentangan terjadi dalam organisme pada waktu yang sama, maka hanya reaksi yang mempunyai potensi reaksi yang lebih besar akan terjadi responnya.
Hull mengajukan postulat-postulat tersebut dengan maksud ingin mempelajari terbentuknya tingkah laku secara sistematis dan matematis. Dari enam belas postulat yang menjadi inti adalah postulat nomor empat, yakni mengenai hadiah dan kekuatan kebiasaan. Jika suatu kegiatan efektor (r - R) dan kegiatan reseptor (S-s) terjadi secara kontigu waktu dan hal ini secara tepat berhubungan dengan pengurangan kebutuhan (G) atau dengan suatu stimulus yang telah secara tetap berhubungan dengan kebutuhan, hasilnya akan tetap meningkatkan kepada suatu kecenderungan bagi impuls afferent untuk menimbulkan reaksi.
Peningkatan dari hadiah yang berturut-turut memuncak terbentuknya kombinasi kekuatan kebiasaan yang bergantung kepada peningkatan hadiah. Jika ditarik esensi teori belajar pada analisis Hull adalah operasi dasar hadiah, pengaruh ulangan, dan gradiasi hadiah. Untuk merumuskan kembali apa yang dimaksud di atas adalah sebagai berikut:
·Bahwa belajar bergantung kepada kontiguitas S dan R yang berhubungan dengan hadiah dalam arti pereduksi kebutuhan. Hal ini mirip dengan hukum efek dari Thorndike.
·Bahwa belajar digambarkan sebagai pertumbuhan fungsi sederhana, adalah berdasarkan asumsi bahwa peningkatan kekuatan kebiasaan dengan setiap hadiah adalah bagian tetap dari peningkatan sisa yang dipelajari. Sebab makin kecil yang harus dikuasai pada awal belajar dan makin kecil pada akhir belajar.
·Bahwa batas atas M asosiasi antara S dan R bergantung kepada besarnya hadiah dan hadiah yang tertunda.
Hull mengemukakan ada tiga fungsi yang berbeda mengenai dorongan:
·Tanpa adanya suatu dorongan tidak akan ada perkuatan primer, sebab perkuatan primer akan menyebabkan penurunan cepat dari dorongan.
·Tanpa adanya dorongan tidak akan timbul respon, sebab dorongan akan mengaktivir kebiasaan dalam potensi reaksi. Hull berasumsi bahwa dorongan akan melipatgandakan kekuatan kebiasaan.
·Tanpa stimulus dorongan yang jelas, tidak akan terjadi regulasi kebiasaan dari kebutuhan pada organisme, maka tidak ada cara untuk mempelajari.
D.Beberapa Hal Mengenai Teori Belajar Hull.
Dasar dari teori belajar Hull adalah teori belajar behavioristik. Sebelum kita memahami lebih jauh mengenai teori belajar Hull ada baiknya kita juga mengetahui sedikit penjelasan mengenai teori belajar behavioristik. Menurut teori behavioristik belajar adalah perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman (Gage, Berliner, 1984: 252). Belajar merupakan akibat adanya interaksi antara stimulus dan respon (Slavin, 2000:143). Seseorang dianggap telah belajar sesuatu jika dia dapat menunjukkan perubahan perilakunya. Menurut teori ini dalam belajar yang penting adalah input yang berupa stimulus dan output yang berupa respon. Faktor lain yang dianggap penting oleh aliran behavioristik adalah faktor penguatan (reinforcement). Bila penguatan ditambahkan (positive reinforcement) maka respon akan semakin kuat. Begitu pula bila respon dikurangi atau dihilangkan (negative reinforcement) maka respon juga semakin kuat.
Clark Hull menggunakan variabel hubungan antara stimulus dan respon untuk menjelaskan pengertian belajar. Namun Hull juga terpengaruh oleh teori evolusi Charles Darwin. Bagi Hull semua fungsi tingkah laku bermanfaat, terutama untuk menjaga agar organisme tetap bertahan hidup. Oleh sebab itu Hull mengatakan kebutuhan biologis (drive) dan pemuasan kebutuhan biologis (drive reduction) adalah penting dan menempati posisi sentral dalam seluruh kegiatan manusia, sehingga stimulus (stimulus dorongan) dalam belajarpun hampir selalu dikaitkan dengan kebutuhan biologis, walaupun respon yang akan muncul mungkin dapat berwujud macam-macam. Penguatan tingkah laku juga masuk dalam teori ini, tetapi juga dikaitkan dengan kondisi biologis (Bell, Gredler, 1991). Prinsip-prinsip utama teori dari Hull sendiri adalah :
1.Reinforcement adalah faktor penting dalam belajar yang harus ada. Namun fungsi reinforcement bagi Hull lebih sebagai drive reduction daripada satisfied factor.
2.Dalam mempelajari hubungan S-R yang diperlu dikaji adalah peranan dari intervening variable atau yang juga dikenal sebagai unsure O (organisme). Faktor O adalah kondisi internal dan sesuatu yang disimpulkan (inferred), efeknya dapat dilihat pada faktor R yang berupa output. Karena pandangan ini Hull dikritik karena bukan behaviorisme sejati.
3.Proses belajar baru terjadi setelah keseimbangan biologis terjadi. Di sini tampak pengaruh teori Darwin yang mementingkan adaptasi biologis organisme.
C.Hypothetico-deductive theory
Teori belajar ini dikembangkan Hull dengan menggunakan metode deduktif. Hull percaya bahwa pengembangan ilmu psikologi harus didasarkan pada teori dan tidak semata-mata berdasarkan fenomena individual atau secara induktif. Teori ini terdiri dari beberapa postulat yang menjelaskan pemikirannya tentang aktivitas otak, reinforcement, habit, reaksi potensial, dan lain sebagainya (Lundin, 1991, pp.193-195).
Sumbangan utama Hull adalah pada ketajaman teorinya yang detil, ditunjang dengan hasil-hasil eksperimen yang cermat dan ekstensif. Akibatnya ide Hull banyak dirujuk oleh para ahli behavioristik lainnya dan dikembangkan. Namun walaupun demikian Hull juga mendapatkan banyak kritikan yang diberikan padanya, diantaranya sebagai berikut:
1.Teorinya dianggap terlalu kompleks dan sulit dimengerti. Dalam setiap penelitiannya Hull selalu mengembangkan sistem yang rumit dan sangat bergantung kepada matematika elaborasi.
2.Idenya tentang proses internal dianggap abstrak dan sulit dibuktikan melalui eksperimen empiris
3.Partikularistic, usaha untuk menggeneralisasi hasil eksperimen secara berlebihan.

Pada dasarnya, teori belajar Hull berpusat pada perlunya memperkuat suatu pengetahuan yang sudah ada. Perilaku individu yang dilihat dalam konteks homeostatic model selalu mencari keseimbangan dari "drive memaksa." Inti tingkat analisis psikologis adalah gagasan mengenai "variabel intervensi," yang dijelaskan sebagai "unobservable perilaku." Dengan demikian, dari perspektif yang murni perilaku Clark Hull dikembangkan John B. Watson 's yaitu rangsangan-respon (S-R) ke stimulus-organisme-respons (S-O -R), atau variabel campuran. Dari teori Clark Hull yang sistematis, dihasilkan banyak sekali penelitian.

E.Matematiko_Deduktif Hull
Teori belajar ini merupakan satu perlakuan sistematis dari belajar berdasarkan teori pengkondisian klasik dan dinyatakan dalam bentuk postulat-postulat deduktif dan akibat-akibatnya yang bersifat wajar. Hukum asasi dari perolehan kemahiran beranggapan bahwa kekuatan kebiasaan itu dibangun secara beransur-angsur dalam bentuk tambahan atau kenaikan-kenaikan kebiasaan, lewat penguatan yang berdekatan dari unit-unit S-R atau stimulus-respon.
Kekuatan kebiasaaan itu bisa dibuat peka kedalam bentuk daya guna atau prestasi oleh dorongan-dorongan (drives). Apabila tidak terdapat unsur dorongan, prestasi akan menurun sampai angka nol. Bila tidak ada kekuatan kebiasaan, prestasi juga akan menurun sampai titik nol karena dorongan dan kekuatan kebiasaaan itu saling berhubugnan dalan satu fungsi yang multiplikatif (fungsi perkalian). Oleh karena semua teori-teori yang berdasarkan prinsip-prinsip pengkondisian ternyata benar, maka Hull menggunakan teori pemunahan dan penghambatan, agar bisa menerangkan dan menghitung masalah penyusutan reaksi. Pemunahan jelas disebabkan oleh pengulangan tanpa upaya penguatan pada reaksi-rekasi. Perangsang yang berasosiasi dekat dengan satu reaksi yang mengalami proses pemunahan atau pemadaman, akan mampu menghambat munculnya reaksi tersebut. Peristiwa lupa akan material verbal atau hal-hal lisan, diduga merupakan satu kemunduran atau kerusakan fungsi sepanjang perjalanan waktu.
Untuk mengukur jalannya proses belajar, Hull mengemukakan beberapa kemungkinan diantaranya:
1.Latensi (keterpendaman, tersembunyi, belum kelihatan) reaksi, atau kecepatan dengan mana satu reaksi muncul mengikuti penyajian perangsangnya.
2.Kemungkinan reaksi.
3.Jumlah ulangan-ulangan yang diperlukan untuk bisa mengakibatkan pemunahan.

Dalam statemen awal teori Hull ditekankan masalah dorongan dan penguatan primer. Dalan revisi teorinya lebih lanjut dia memberikan lebih banyak penekanan pada reduksi atau pengurangan perangsang dorongan dan penguatan sekunder. Teorinya juga diperluas untuk menerangkan belajar secara diskriminatif (mampu membedakan) dan tingkah laku memecahkan masalah.
Dari semua teori-teori pengkondisian, teori Hull terbukti merupakan salah satu teori yang paling provokatif dengan riset-risetnya, khususnya dalam penyelidikan mengenai peranan penguatan didalam penegakan reaksi-reaksi bersyarat atau reaksi terkondisikan. Hull juga diakui sebagai salah seorang ahli teori paling awal yang berusaha merumuskan teori belajar secara kuantitatif sekali.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar