Selasa, 19 Januari 2010

STRES PEKERJA DALAM REALITA

Dala kehidupan sehari-hari tentu kita tida bisa lepas dari perilaku. Setiap orang pasti menunjukkan perilaku-perilaku mereka baik yang positif maupun negatif. Perilaku setiap orang tentunya berbeda-beda antara satu orang dengan orang yang lain. Setiap hari agar kita bisa membangun hubungan sosial yang baik kita harus bisa memahami dan menerima perilaku setiap orang yang ada di lingkungan kita. Walwaupun kadang kita tidak bisa mengerti bagiamana perilaku orang-orang tersebut. perilau, kata tersebut jika dipandang merupakan kata yang setiap hari kita temui dan kita lakukan. Bahkan kadang kala diremehkan oleh orang-orang. Namun jika kita tidak memiliki pemahaman akan perilaku sebenarnya sangat riskan bagi kehidupan sosial kita, sebab perilaku disuatu daerah tentunya akan berbeda dengan daerah lain.
Perilaku atau behavior merupakan sebarang respon (reaksi, tanggapan, jawaban, balasan) yang dilakukan oleh suatu organisme. Secara khusus perilaku merupakan bagian dari satu kesatuan pola reaksi. Selan itu perilaku merupakan satu perbuatan atau aktivitas, satu gerak atau kompleks gerak-gerak. Para psikolog Amerika pada umumnya memiliki persepsi yang sama mengenai pokok persoalan psikologi ialah tingkah laku. Namun para psikolog tersebut memiliki pandangan yang berbeda mengai apa saja yang harus dimasukkan dalam kategori tingkah laku. Dalam pengertian paling luas, tingkah laku mencakup segala sesuatu yang dilakukan atau dialami seseorang. Ide-ide, impian-impian, reaksi-reaksi kelenjar, lari, menggerakkan suatu kapal angkasa semua itu adalah tingkah laku. Dalam pengertia lebih sempit, tingkah laku dapat dirumuskan hanya mencakup reaksi yang dapat diamati secara umum atau objektif. Definisi ini tidak memasukkan gejala yang disadari seperti berpikir, merasa, berpendapat, mempertimbangkan, dan lain sebaginya kecuali apabila hal-hal tersebut sebagai akibat dari tingkah laku tadi. Bagian terbesar dari para Behavioristis yakin betapapun objektif pendapat mereka, masih ada tempat dalam psikologi untuk memasukkan variabel-variabel yang menyelangi atau yang masih bisa digunakan. Pada umumnya, psikologi Amerika menjadi behavioristik dalam metodenya, namun dalam spiritnya cukup luas untuk memasukkan studi mengenai semua bagian-bagian penting dari aktivitas manusiawi.
Diatas telah dijelaskan mengenai pengertian dari perilaku dan telah disebutkan pula perbedaan perilaku disetiap daerah. Agar kita dapat mengetahui wajar atau tidaknya perilaku, normal atau tidaknya perilaku tentu kita harus mempelajari lebih dalam mengenai perilaku. Dalam dunia psikologi perilaku yang tidak normal disebut dengan psikopatologi. Dalam dunia psikopatologi dikenal istilah labeling dan klasifikasi atau penggolongan, tanpa tujuan yang jelas. Seseorang tidak boleh memberikan label pada ora g lain secara sembarangan, khususnya bagi para psikolog, kita tidak boleh melabel seseorang begitu saja, sebab bila hal tersebut dilakukan maka akan berdampak negatif bagi orang yang kita berikan label. Pemberian labeling secara asal-asalan dapat menimbulkan rasa malu, kesal, sakit hati, bahkan sering kita melihat bahwa pemberian label tidak akan mengurangi atau menghilangkan, justru akan memperkuat dan mempertahankan tampilan perilaku yang sama dikemudian hari. Bagi pihak yang memberi cap biasanya dapat muncul rasa bersalah atau akan dinilai orang lain sok tahu, sok jago, dan sebagainya. Menentukan suatu perilaku itu normal atau tidak bukanlah hal yang mudah. Kita harus mempertimbangkan berbagai aspek dan pendekatan. Menurut Prof. Suprapti Sumarmo Markam, staf senior Bagian Psikologi Klinis Fakultas Psikologi Universita Indonesia (1976), terdapat dua pendekatan yang berbeda dalam membuat pedoman mengenai normalitas, yaitu pendekatan kuantitatif dan pendekatan kualitatif. Akan tetapi walaupun sudah dijelaskan dan dicantumkan dalam teori mengenai abnormalitas, bagi masyarakat awam mayoritas hal-hal tersebut tidak akan berlaku. Walaupun kita sudah berusaha menjelaskan sedetail mungkin, namun mereka tetap tidak mau tahu dan sulit menerima pengertian-pengertian tersebut. bagi masyarakat awam apa yang menurut mereka normal merupakan perilaku-perilaku yang mereka temui setiap harinya dan dapat dijelaskan secara logika, sedangkan perilaku yang sama sekali asing bagi mereka dan tidak dapat dijelaskan secara logika maka ketika pertama kali melihatnya secara spontan mereka akan mengatakan perilaku tersebut aneh dan tidak normal.
Dalam psikologi abnormal terdapat banyak sekali gejala dan gangguan yang dapat kita bahas satu persatu. Gangguan-gangguan yang dibahas dalam psikolgi abnormal biasanya telah dicantumkan dalam DSM dai APA dan PPDGJ dari ICD. Dalam buku-buku tersebut telah dikelompokkan kriteria-kritaeria yang sama dalam satu kelompik. Dalam tugas kali ini bagian yang akan kita bahas adalah stres.
Secara teoritis stres menurut Robert S Feldman (1989) merupakan suatu proses menilai suatu peristiwa sebagai sesuatu yang mengancam, menantang, ataupun membahayakan dan individu merespon peristiwa itu pada level fisiologis, emosional, kognitif dan perilaku. Dalam kamus psikologi karya JP Chaplin dijelaskan bahwa stres adalah satu keadaan tertekan, baik secara fisik maupun psikologis. Selain itu dijelaskan juga bahwa stres adalah memberikan tekanan atau ketegasan dalam cara berbicara atau cara menulis. Peristiwa yang menimbulkan stres dapa bersifat positif dan negatif, sedangkan sumber stres sendiri disebut dengan stresor. Stresor yang bersifat positif merupakan kejadian membahagiakan yang dapat menimbulkan stres. Misalnya mengatur acara pernikahan atau menyiapkan pesta. Stresor yang bersifat negatif merupakan kejadian-kejadian yang tidak membahagiakan, misalnya kematian, kecelakaan, menghadapi ujian dan lain sebagainya. Sesuatu didefinisikan sebagai peristiwa yang menekan (stressful event) atau tidak bergantung pada respon yang diberikan oleh individu terhadapnya. Jadi dengan kata lain seseorang mampu menderita stres tergantung dari ketahanan individu tersebut dalam menyikapi stressful event .
Orang yang mengalami tres secara berlebihan setiap harinya apabila orang itu tidak tahan maka dapat menimbulkan penyakit fisik. Biasanya apabila seseorang mengalami stres setiap hari tanpa adanya dukungan sosial atau orang yang membantunya kadang mereka tidak akan bertahan lama dan menunjukkan simstom-simstom yang dapat diketahui oleh banyak orang. Namun ada kemungkinan hal tersebut tidak berlaku bagi subjek yang telah saya amati ini. Subjek yang saya amati merupakan seorang laki-laki pekerja keras bagi keluarga dan istrinya. Apapun akan dilakukan agar keluarganya bisa bahagia. Salah satu hal yang kami perhatikan adalah subjek ini memiliki prinsip bahwa setiap masalah yang dia hadapi lebih baik tidak diceritakan kepada orang lain. Cukup dirinya sendiri yang tahu dan istrinya. Subjek juga bukan orang yang senang curhat atau berkeluh kesah. Jadwal kerja subjek yang padat membuatnya tidak memiliki waktu untuk berlibur atau bersenang-senang. Setiap kali dirumah subjekpun hanya tidur atau mengerjakan pekerjaan kantor yang belum selesai. Sumber stres dari subjek ini pun cukup banyak tidak hanya permasalahan kantor dan keluarga namun juga dari lingkungan luar tersebut. keluarga subjek nampak juga tidak terlalu mempedulikan apa yang sedang subjek lakukan. Hanya sebagian kecil saja yang memperhatikan subjek. Bagian yang menjadi perhatian pengamat adalah dengan padatnya jadwal kerja dan rutinitas diluar kerja apalagi subjek selama beberapa tahun terakhir ini tidak pernah lagi berekreasi subjek tidak pernah tampak mengalami stres yang berarti. Kesehatan subjek pun tidak buruk, dan tidak ada tanda-tanda mengalami gangguan kesehatan fisik karena menderita stres. Padahal hampir setiap hari stresor itu muncul. Dia juga tidak pernah meminta dukungan sosial dari keluarganya dalam menghadapi masalah-masalahnya. Kadang apabila dia mendapat suatu masalah yang mungkin dapat membuat orang lain langsung stres namun bagi diri subjek tidak menampakkan ekspresi yang berarti mengenai masalah tersebut. apabila kita ditemukan dengan masalah seperti ini tanpa ada analisis yang lebih mendalam apakah hal tersebut dapat kita katakan sebagai hal yang aneh. Padahal subjek sendiri menjalani hari-harinya dengan biasa dan tanpa gangguan. Dia juga masih dapat berhubungan dengan dunia luar dan dapat melakukan sosialisasi tanpa mengganggu orang lain. Jadi kadang kala teori apa yang kita dapat dibuku tidak dengan mudahnya dapat kita terapkan begitu saja didunia nyata tanpa memperhatikan aspek-aspek yang ada.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar